Rabu, 24 November 2010

Neo-klasik design By Aditya Wijaya


Arsitektur Eklektikisme abad XIX
Pada akhir jaman klasik timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik yang sudah
merajai dunia arsitektur sejak ribuan tahun sebelumnya. Pada masa itu berkembanglah pola pikir eklektik yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui penjelajahan dan penaklukan oleh Bangsa Eropa ke seluruh
penjuru dunia pada masa colonial dan pasca colonial
Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran
memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau
keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut
selera dan status sosio-ekonomi mereka.
Berdasarkan arti katanya sesungguhnya eklektisme sudah sejak Renaisanse dimana elemen Romawi digabung
dengan unsur lain dan Romawi mengambil bentuk Yunani digabung dengan unsur lain.
Dari segi sejarah cirri pengulangan bentuk lama sering disebut : Post Renaisan, Neo Klasik, dan Kolonial
Arsitektur modern perkembangnnya dimulai dengan Eklektisme, selain karena kejenuhan pola klasik lama
juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi da-lam pola, konsep, bentuk baru.
Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan ba-ngunan dalam arsitektur semakin
berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak.
Dalam sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai ge-jala pemilihan atau
pencampuran gaya-gaya pada abad XIX
masa berakhirnya Klasikisme, masa awal Modernisme
dan bukan
pencampuran mau pun perkembangan pada masa sebelumnya.
Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian lang-gam. Pencampuran
bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk
yang masih konservatif. Fungsi bangunan disesuaikan dengan tun-tutan kebutuhan yang lebih banyak
dibandingkan dengan masa sebelumnya, seperti misalnya balai kota; opera; pavilliun; museum; dan lain-
lainnya.
Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada keindahan
langgam masa lampau. Mengulang keindahan unasur-unsur klasik dan dipadukan atau diterapkan secara utuh.
Pengulangan kembali secara utuh kadang-kadang disebut Neo-Klasik.


































catatan

tessssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssdggggggggggggggggggg
gddddddddddddddddddddddddd